BSU Dolah Recycle Meulaboh dan Harapan Baru Gerakan Indonesia Bersih
![]() |
Mukhsin.S.Pd, Kepala sekolah SMAN 3 Meulaboh/ Ketua Tuha Peut Gp. Meureubo Aceh Barat |
Oleh: Mukhsin.S.Pd
Lolosnya Bank Sampah Unit (BSU) Dolah Recycle Meulaboh ke tahap kedua Gerakan Edukasi Indonesia Bersih (GEIB) bulan Oktober 2025 menjadi kabar baik yang melampaui sekadar pencapaian lokal. Ia adalah bukti bahwa upaya menjaga kebersihan dan mengelola sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi juga dapat tumbuh dari inisiatif warga yang konsisten dan visioner.
Gerakan Edukasi Indonesia Bersih dikenal sebagai program nasional yang menyeleksi lembaga, komunitas, dan individu penggerak edukasi lingkungan di seluruh Indonesia. Dari sekian banyak peserta, hanya segelintir yang lolos ke tahap dua, di antaranya BSU Dolah Recycle dari Aceh Barat. Capaian ini menjadi validasi bahwa upaya kecil yang dilakukan dengan tekun dapat memberi dampak besar, bahkan menembus batas administratif dan geografis.
Edukasi yang Mengubah Persepsi
Lolosnya Bank Sampah Unit (BSU) Dolah Recycle Meulaboh ke tahap kedua Gerakan Edukasi Indonesia Bersih (GEIB) bulan Oktober 2025 menjadi kabar baik yang melampaui sekadar pencapaian lokal. Ia adalah bukti bahwa upaya menjaga kebersihan dan mengelola sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi juga dapat tumbuh dari inisiatif warga yang konsisten dan visioner.
Gerakan Edukasi Indonesia Bersih dikenal sebagai program nasional yang menyeleksi lembaga, komunitas, dan individu penggerak edukasi lingkungan di seluruh Indonesia. Dari sekian banyak peserta, hanya segelintir yang lolos ke tahap dua, di antaranya BSU Dolah Recycle dari Aceh Barat. Capaian ini menjadi validasi bahwa upaya kecil yang dilakukan dengan tekun dapat memberi dampak besar, bahkan menembus batas administratif dan geografis.
Edukasi yang Mengubah Persepsi
BSU Dolah Recycle berdiri atas kesadaran sederhana: bahwa sampah bukan sekadar limbah yang harus dibuang, melainkan sumber daya yang bisa dikelola. Melalui pendekatan edukatif, komunitas ini membangun kebiasaan baru di kalangan masyarakat Meulaboh, terutama ibu rumah tangga dan pelajar, untuk memilah sampah sejak dari rumah.
Konsep “Pilah dari Rumah” terbukti efektif menekan volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di saat banyak kebijakan daerah masih berkutat pada penyediaan lahan dan teknologi pengolahan mahal, Dolah Recycle menunjukkan bahwa perubahan perilaku adalah fondasi utama keberhasilan sistem persampahan.
Inisiatif ini juga menumbuhkan nilai ekonomi sirkular. Sampah plastik yang dulunya dipandang sebagai masalah kini menjadi aset yang bernilai. Melalui skema tabungan sampah dan kegiatan daur ulang, masyarakat memperoleh manfaat ekonomi langsung, sekaligus ikut menjaga lingkungan. Inilah wajah baru gerakan lingkungan yang berdaya secara sosial, berkelanjutan secara ekonomi, dan berpengaruh secara ekologis.
Dari Komunitas ke Panggung Nasional
Keberhasilan BSU Dolah Recycle lolos ke tahap kedua GEIB memberi kesempatan bagi Meulaboh untuk tampil di panggung nasional. Lebih dari sekadar prestise, hal ini membuka ruang berbagi praktik baik kepada komunitas lain di seluruh Indonesia.
“Keberhasilan ini bukan milik individu, tapi buah kerja kolektif masyarakat Meulaboh. Kami hanya menjadi jembatan kecil yang menyalurkan semangat mereka,” ujar Deriansyah, ST, Direktur BSU Dolah Recycle, seusai pengumuman hasil seleksi.
Namun, ia juga menyadari bahwa tantangan ke depan lebih besar. Tahap kedua GEIB menuntut peningkatan kapasitas, konsistensi program edukasi, serta transparansi dalam operasional. Di sisi lain, momentum ini diharapkan mampu menarik dukungan lebih kuat, baik dari pemerintah daerah maupun pihak swasta, agar gerakan bank sampah di Aceh Barat bisa berkembang lebih sistematis dan berkelanjutan.
Pendidikan Lingkungan di Atas Infrastruktur
Kisah Dolah Recycle menjadi pengingat penting bagi para pembuat kebijakan. Selama ini, pendekatan terhadap persoalan sampah kerap didominasi oleh pembangunan infrastruktur TPA baru, mesin pengolah, dan teknologi incinerator. Padahal, tanpa perubahan perilaku masyarakat, semua itu hanya menghasilkan solusi jangka pendek.
Edukasi lingkungan seperti yang dijalankan Dolah Recycle justru menjadi investasi jangka panjang. Ia membangun kesadaran, rasa tanggung jawab, dan kebiasaan baru. Pendekatan personal dan berbasis komunitas terbukti lebih efektif menanamkan nilai bahwa kebersihan lingkungan adalah bagian dari martabat dan kesejahteraan bersama.
Pemerintah daerah dan nasional perlu melihat Dolah Recycle sebagai model inspiratif. Pendekatan bottom-up yang mereka jalankan bisa menjadi pelengkap kebijakan top-down yang selama ini dominan. Dengan kemitraan yang baik, model seperti ini dapat diperbanyak di berbagai daerah, terutama wilayah yang masih menghadapi keterbatasan sumber daya.
Refleksi Akhir
Keberhasilan BSU Dolah Recycle Meulaboh lolos ke tahap kedua GEIB Oktober 2025 adalah simbol harapan baru. Ia menunjukkan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari ibu kota, melainkan bisa tumbuh dari kota kecil, dari komunitas yang peduli dan bekerja dalam diam.
Dolah Recycle mengajarkan bahwa Indonesia Bersih bukan sekadar slogan, melainkan cita-cita yang bisa dicapai bila setiap warga mengambil peran. Tugas berikutnya adalah memastikan gerakan ini mendapat dukungan yang layak, kebijakan yang berpihak, dana yang memadai, dan jejaring yang kuat.
Karena sejatinya, perjuangan menjaga bumi bukan hanya tentang mengelola sampah, tetapi tentang mengelola kesadaran manusia. Dan Meulaboh telah memulainya lebih dulu.
Penulis adalah Kepala sekolah SMAN 3 Meulaboh, Pemerhati lingkungan dan penggerak literasi masyarakat Aceh Barat.
Konsep “Pilah dari Rumah” terbukti efektif menekan volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di saat banyak kebijakan daerah masih berkutat pada penyediaan lahan dan teknologi pengolahan mahal, Dolah Recycle menunjukkan bahwa perubahan perilaku adalah fondasi utama keberhasilan sistem persampahan.
Inisiatif ini juga menumbuhkan nilai ekonomi sirkular. Sampah plastik yang dulunya dipandang sebagai masalah kini menjadi aset yang bernilai. Melalui skema tabungan sampah dan kegiatan daur ulang, masyarakat memperoleh manfaat ekonomi langsung, sekaligus ikut menjaga lingkungan. Inilah wajah baru gerakan lingkungan yang berdaya secara sosial, berkelanjutan secara ekonomi, dan berpengaruh secara ekologis.
Dari Komunitas ke Panggung Nasional
Keberhasilan BSU Dolah Recycle lolos ke tahap kedua GEIB memberi kesempatan bagi Meulaboh untuk tampil di panggung nasional. Lebih dari sekadar prestise, hal ini membuka ruang berbagi praktik baik kepada komunitas lain di seluruh Indonesia.
“Keberhasilan ini bukan milik individu, tapi buah kerja kolektif masyarakat Meulaboh. Kami hanya menjadi jembatan kecil yang menyalurkan semangat mereka,” ujar Deriansyah, ST, Direktur BSU Dolah Recycle, seusai pengumuman hasil seleksi.
Namun, ia juga menyadari bahwa tantangan ke depan lebih besar. Tahap kedua GEIB menuntut peningkatan kapasitas, konsistensi program edukasi, serta transparansi dalam operasional. Di sisi lain, momentum ini diharapkan mampu menarik dukungan lebih kuat, baik dari pemerintah daerah maupun pihak swasta, agar gerakan bank sampah di Aceh Barat bisa berkembang lebih sistematis dan berkelanjutan.
Pendidikan Lingkungan di Atas Infrastruktur
Kisah Dolah Recycle menjadi pengingat penting bagi para pembuat kebijakan. Selama ini, pendekatan terhadap persoalan sampah kerap didominasi oleh pembangunan infrastruktur TPA baru, mesin pengolah, dan teknologi incinerator. Padahal, tanpa perubahan perilaku masyarakat, semua itu hanya menghasilkan solusi jangka pendek.
Edukasi lingkungan seperti yang dijalankan Dolah Recycle justru menjadi investasi jangka panjang. Ia membangun kesadaran, rasa tanggung jawab, dan kebiasaan baru. Pendekatan personal dan berbasis komunitas terbukti lebih efektif menanamkan nilai bahwa kebersihan lingkungan adalah bagian dari martabat dan kesejahteraan bersama.
Pemerintah daerah dan nasional perlu melihat Dolah Recycle sebagai model inspiratif. Pendekatan bottom-up yang mereka jalankan bisa menjadi pelengkap kebijakan top-down yang selama ini dominan. Dengan kemitraan yang baik, model seperti ini dapat diperbanyak di berbagai daerah, terutama wilayah yang masih menghadapi keterbatasan sumber daya.
Refleksi Akhir
Keberhasilan BSU Dolah Recycle Meulaboh lolos ke tahap kedua GEIB Oktober 2025 adalah simbol harapan baru. Ia menunjukkan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari ibu kota, melainkan bisa tumbuh dari kota kecil, dari komunitas yang peduli dan bekerja dalam diam.
Dolah Recycle mengajarkan bahwa Indonesia Bersih bukan sekadar slogan, melainkan cita-cita yang bisa dicapai bila setiap warga mengambil peran. Tugas berikutnya adalah memastikan gerakan ini mendapat dukungan yang layak, kebijakan yang berpihak, dana yang memadai, dan jejaring yang kuat.
Karena sejatinya, perjuangan menjaga bumi bukan hanya tentang mengelola sampah, tetapi tentang mengelola kesadaran manusia. Dan Meulaboh telah memulainya lebih dulu.
Penulis adalah Kepala sekolah SMAN 3 Meulaboh, Pemerhati lingkungan dan penggerak literasi masyarakat Aceh Barat.
0 Komentar