Bendungan Irigasi Krueng Pase Tak Kunjung Selesai, Petani Empat Kecamatan Menjerit
![]() |
Kondisi bendungan irigasi Krueng Pase yang jebol awal Desember 2020 lalu. (Dok Acehcorner) |
Aceh Utara | Acehcorner.com – Puluhan ribu petani padi di Kecamatan Meurah Mulia, Samudera, Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara dan Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, tak bisa menanam padi karena tidak teralirinya sawah mereka dengan air irigasi, hal tersebut terjadi karena bendungan Irigasi Krueng Pase jebol pada tahun lalu dan saat ini sedang dalam rencana perbaikan.
Namun sejumlah petani tetap menanam padi di musim turun ke
sawah kai ini dengan mengandalkan air hujan, tapi banyak diantara mereka yang
mengalami gagl panen kerena terbatasnya air hujan. Sejumlah petani lainnya
malah menanami sawah mereka dengan jenis tanaman lainnnya sebagai pengganti
padi, seperti kacang kedelai dan kacang tanah.
Salah seorang petani di Kecamatan Meurah Mulia, Saifullah (43) menyebutkan bahwa saat ini dirinya bersama warga desa yang lain tetap turun ke
sawah meski dengan mengandalkan air hujan, namun Ia mengaku sangat sulit
membuat tanaman padi menjadi subur seperti saat lancarnya air irigasi.
“Kami tetap turun ke sawah karena ini merupakan sumber
pendapatan, tapi banyak diantara kami yang kondisi padinya mengkhawatirkan
karena kekurangan air” ujar Noval kepada Acehcorner, pada Selasa (24/8/2021).
Ia dan para petani lainnya mengaku sangat sulit memenuhi
kebutuhan sehari-hari saat ini karena salah satu sumber pendapatannya dari
hasil padi. Ia berharap agar bendungan Irigasi Krueng Pase segera selesai
dibangun agar mereka lancar lagi dalam menggarap sawah setiap musim tanam tiba.
Sementara itu, Dinas
Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara, menyebutkan akibat bendungan Irigasi Krueng Pase jebol, produksi padi di Aceh Utara tahun
ini tidak mencapai target.
Tahun ini dengan
luas sawah 48.471 hektare, hanya menghasilkan padi 183.547 ton. Sedangkan
target produksi tahun ini sebanyak 218.203 ton.
“Apabila
perbandingan tahun sebelumnya produksi padi turun sebanyak 34 ribu ton
lebih,” sebut Plt Kepala Dinas
Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi, Selasa (24/8/2021).
Kata Erwandi, hal
ini disebabkan Bendungan
Irigasi Krueng Pase jebol sehingga petani tak bisa menggarap sawah sebab tidak
teraliri air irigasi. Maka petani yang bergantung dari aliran irigasi Krueng
Pase terpaksa bertani saat musim hujan saja.
Sebelumnya, kata
Erwandi, pemerintah setempat sudah berupaya menangani persoalan tersebut
seperti membuat sumur bor namun tidak efektif. Sedangkan upaya lainya pihaknya
menyarankan petani untuk beralih menanam palawija sembari menunggu perbaikan
bendung Krueng Pase.
“Menurut
informasi, bendung Krueng Pase
direhabilitasi kembali pada tahun 2022 mendatang. Untuk tahun ini masih dalam
tahap pembebasan lahan. Jadi apabila aliran irigasi kembali normal maka target
produksi padi akan kembali seperti tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya.
(DA)
0 Komentar