Prabowo Setuju Bantuan Rp 60 Juta Per Rumah Rusak Akibat Bencana Sumatera
![]() |
Aceh Besar | Acehcorner.com - Presiden Prabowo Subianto setuju menganggarkan Rp 60 juta per rumah untuk membantu para pengungsi mengganti hunian yang rusak ataupun hancur karena longsor dan banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bantuan itu diberikan karena warga tidak direlokasi.
Dilansir Antara,
Senin (8/12/2025), hal itu disampaikan Prabowo dalam rapat koordinasi bencana
di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Minggu (7/12)
malam. Prabowo awalnya menerima laporan soal pembangunan hunian sementara
(huntara) dan hunian tetap (huntap) untuk pengungsi banjir bandang dan longsor
di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
"Per hari
ini, Bapak Presiden, rumah masyarakat yang rusak itu sampai 37.546 rumah baik
yang rusak berat, rusak berat ini termasuk yang hilang kena sapu banjir,
kemudian rusak sedang, dan rusak ringan," kata Kepala BNPB Letjen
Suharyanto kepada Prabowo saat rapat.
Suharyanto
mengatakan data itu belum final. Dia mengatakan pendataan masih dilakukan oleh
BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum.
Dia kemudian
mengusulkan hunian sementara untuk pengungsi dibangun oleh anggota TNI dan
Polri yang tergabung dalam satuan tugas (satgas) penanggulangan bencana.
Sementara, hunian tetap pembangunannya diserahkan kepada Kementerian Perumahan
dan Kawasan Permukiman.
"Kemudian
yang tidak pindah, karena mungkin banjirnya, dampaknya tidak terlalu besar bagi
keluarga itu sehingga tidak harus pindah, tetapi rumahnya rusak, kami perbaiki
oleh satgas BNPB," kata Suharyanto.
BNPB kemudian
mengajukan anggaran bantuan Rp 60 juta per rumah pengungsi. Prabowo sempat
bertanya apakah angka tersebut cukup untuk membangun hunian tetap.
"Ini hunian
tetap anggaran Rp 60 juta cukup?" tanya Presiden ke Suharyanto.
"Selama ini
cukup, tetapi kalau memang Bapak Presiden ingin menambahkan kami lebih
senang," kata Suharyanto.
Suharyanto
mengatakan Rp 60 juta merupakan bantuan dari pemerintah. Dia mengatakan bantuan
itu juga tak diberikan dalam bentuk uang, melainkan keperluan perbaikan rumah.
"Rp 60 juta
karena tidak relokasi, Bapak. Nanti penerima bisa nambah dengan uangnya
sendiri. Mungkin punya keluarga di kampung, punya anak yang punya gaji mau
nambah, bisa. Tetapi, (kami) tidak (memberikannya) dalam bentuk uang, karena
khawatir kalau bentuk uang jadi yang lain," katanya.
Prabowo pun
menyatakan setuju. Dia meminta anggaran itu dihitung lagi agar sesuai dengan
kebutuhan.
"Oke,
mungkin tentunya kita hitung kenaikan harga ya, inflasi, dan sebagainya,"
ujar Prabowo.
Sementara untuk
hunian sementara, anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 30 juta per rumah.
Rumah yang dibangun berukuran 36 meter persegi lengkap dengan fasilitas kamar,
sarana MCK, dan ruangan lainnya. (Detik.com)


0 Komentar