Pengamat Komunikasi Politik Unimal Puji Gaya Komunikasi Mualem Soal Kisruh 4 Pulau
![]() |
Pengamat Komunikasi Politik Unimal, Masriadi Sambo. (Dok Ist) |
Aceh Utara | Acehcorner.com - Pengamat Komunikasi Politik, Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, Masriadi Sambo, memuji gaya komunikasi politik Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf akrab disapa Mualem dalam persoalan 4 pulau milik Aceh diserahkan ke Sumatera Utara.
Mualem sekilas enggan berkomentar, namun dalam senyap
berkomunikasi dengan sejumlah elit di Jakarta.
"Hari ini masyarakat baru mengetahui sikap tegas
Mualem. Bahwa empat pulau itu soal sejarah dan soal harga diri," kata
Masriadi, Minggu (15/6/2026).
Dia mengapresiasi sikap Mualem, bahwa polemik di media massa
tidak akan menyelesaikan akar masalah.
"Mualem sadar betul, bahwa Jakarta adalah kunci. Karena
itu, tidak mau berpolemik di media massa yang bisa memicu amarah publik atau
tambahan masalah baru. Ini pola komunikasi pemimpin yang umum berlatar
militer," terangnya.
Dia menyebutkan, dalam MoU Helsinki jelas disebutkan batas
wilayah Aceh mengacu pada tahun 1956, saat Undang-undang pendirian Provinsi DI
Aceh disahkan oleh Presiden Sukarno.
"Sisi laij, Mualem memanggil seluruh anggota DPR RI dan
DPD RI asal Aceh. Ini gaya elegan komunikasi politik," terangnya.
Sisi lain, aktivis, organisasi masyarakat, dan kepemudaan di
Aceh dan Jakarta juga melakukan tekanan ke pemerintah pusat.
"Mualem pasti punya akses ke Presiden. Tentu ini
dibicarakan, jadi, akan selesai dengan duduk bersama serta dikeluarkannya
perubahan keputusan Mendagri tentang status pulau itu," sebutnya.
Bagi awam, sambung Masriadi, tidak lazim gubernur tidak
banyak bicara di medja massa. Namun, sesungguhnya solusilah yang menjadi titik
tembak Mualem.
"Apalagi Mualem paham betul, batas wilayah Aceh itu
dasarnya undang-undang, tak mungkin bisa dikalahlan selevel keputusan
Mendagri," sebutnya.
Untuk itu, dia mendorong Mendagri RI Tito Karnavian segera
merevisi keputusan yang keliru itu.
"Solusinya revisi keputusan Menteri, akui ada
kekeliruan, dan Aceh akan tentram. Ingat, bagi Aceh, empat pulau itu bukan soal
teritorial, tapi soal harga diri Aceh," pungkasnya. (Ril)
0 Komentar