Serangan Israel Bunuh 9.000 Lebih Warga Palestina, Mayoritas Anak-anak dan Perempuan
Jakarta | Acehcorner.com - Memasuki hari ke-28, serangan Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat (West bank) memasuki intensitas tinggi. Pecahnya konflik antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina bahkan juga telah melebar ke negara-negara sekitar.
Berikut update lain terkait perang yang berkecamuk di Timur
Tengah tersebut, seperti dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada
Jumat (3/11/2023).
Korban Tewas Capai 9.000 Lebih Orang
Jumlah korban tewas di kalangan warga Palestina akibat serangan Israel di Gaza kini telah melampaui 9.000 sejak awal konflik
Israel-Hamas. Data ini disampaikan Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza
per Kamis malam.
Juru bicara kementerian Ashraf al-Qedra mengatakan pada
konferensi pers bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 9.061, termasuk
3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan. Sementara jumlah korban luka melampaui
32.000 orang.
Dia mengatakan pasukan Israel melakukan 15 serangan dalam 24
jam terakhir sementara menewaskan 256 orang dan melukai ratusan lainnya. Di
sisi lain, 135 warga Palestina kini telah terbunuh di Tepi Barat sejak 7
Oktober.
Sebanyak 37 orang jurnalis juga dilaporkan tewas selama
meliput perang Israel. Sebanyak 32 dari Palestina, empat jurnalis Israel dan
satu jurnalis Lebanon.
4 Kamp Pengungsi Gaza
Rusak dalam 24 Jam Terakhir
Komisaris jenderal badan PBB untuk pengungsi di Palestina,
UNRWA, Philippe Lazzarini mengatakan serangan Israel merusak empat penampungan
pengungsi di Gaza.
Mulai dari sebuah sekolah di kamp pengungsi Jabalia- yang
menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai lima orang- hingga sekolah lain di
kamp pengungsi Beach di utara Gaza, dengan satu anak dilaporkan tewas.
Serangan juga membuat dua sekolah di kamp pengungsi Al
Bureij rusak parah. Di mana dua orang dilaporkan tewas dan 31 luka-luka.
"Sejak dimulainya perang pada tanggal 7 Oktober, hampir
50 gedung dan aset UNRWA terkena dampaknya, beberapa di antaranya terkena
dampak langsung," katanya.
"Seperti yang terjadi saat ini, hal ini mencakup
gedung-gedung UNRWA yang digunakan sebagai tempat penampungan di mana UNRWA
saat ini menampung sekitar 700.000 orang," tegasnya.
"Sebanyak 25 tempat penampungan ini berada di Gaza utara,
menampung 112.000 orang."
Perlu diketahui, sekolah-sekolah yang berubah menjadi tempat
penampungan yang diserang menampung hampir 20.000 orang. Sebanyak 72 staf UNRWA
telah tewas dalam perang sejauh ini.
102 Truk Bantuan
Masuki Gaza Tapi...
Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan
102 truk berisi bantuan kemanusiaan telah memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan
Rafah. Namun sayangnya tak ada bahan bakar yang didatangkan.
"Barang-barang tersebut berisi perbekalan seperti
makanan, air, persediaan bantuan, obat-obatan, dan peralatan medis," kata
PRCS dalam sebuah postingan di X.
"Namun belum ada izin untuk membawa bahan bakar,"
jelasnya lagi menyebut sumber energi itu juga penting bagi rumah sakit.
Pemimpin Politik
'Dehumanisasi' WN Palestina
Pakar PBB mengenai situasi di wilayah pendudukan Palestina,
Francesca Albanese, mengatakan telah terjadi "banyak dehumanisasi"
terkait di konflik Palestina. Pernyataannya mengacu pada peningkatan kekerasan
pemukim Yahudi terhadap warga Palestina yang "belum pernah terjadi
sebelumnya" di Tepi Barat, wilayah selain Gaza.
"Menurut saya, tindakan ini ... didorong oleh para
pemimpin politik dan militer Israel, dan kemudian ... merembes ke tingkat
individu," katanya.
Dia mengatakan dehumanisasi terhadap warga Palestina juga
tampak lazim terjadi di Eropa dan Amerika. Rasisme anti-Palestina dan Islamofobia
yang sedang meningkat
"Saya telah melihat diri saya sendiri melakukan doxing
terhadap siswa, ancaman, dan iklim yang penuh kekerasan. Rasisme
anti-Palestina, Islamofobia yang sedang meningkat. Dan, hal ini sering kali
dimaafkan oleh para pemimpin politik lokal," tegasnya.
Protes Masif di AS
Tuntut Gencatan Senjata
Protes menuntut gencatan senjata di Gaza mewabah di AS.
IfNotNow, sebuah kelompok advokasi progresif Yahudi-Amerika, mengatakan para
aktivis telah menutup jalan raya di kota Durham, Carolina Utara, untuk menuntut
gencatan senjata di Gaza.
"Apa yang terjadi pada masyarakat Gaza tidak bisa
dibiarkan berlanjut," tulis kelompok tersebut di X, mendesak Biden untuk
"menghentikan bom".
Kelompok itu juga mengatakan aksi duduk sedang berlangsung
di stasiun kereta api terbesar di Philadelphia, Pennsylvania. Kekerasan,
tegasnya, harus diakhiri.
"Kekerasan terhadap rakyat Gaza harus diakhiri, para
sandera harus dibebaskan, dan kita memerlukan solusi politik. Lebih banyak
kematian tidak akan menyelesaikan apa pun," kata IfNotNow dalam postingan
media sosial terpisah.
Sementara itu, seorang tokoh Demokrat di Senat AS, Dick
Durbin, meminta gencatan senjata di Gaza. Menurutnya, ini harus dilakukan
segera.
"Saya kira begitu," kata Durbin, menambahkan bahwa
pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza harus menjadi bagian dari potensi
perjanjian gencatan senjata, sebagaimana wawancara dengan CNN International.
"Saya akui, hal ini sudah berlangsung selama beberapa
dekade. Apa pun alasan awalnya, kini telah mencapai tingkat yang tidak dapat
ditoleransi," kata politisi AS tersebut mengenai konflik Israel-Palestina.
"Kita perlu memiliki resolusi di Timur Tengah yang
memberikan harapan bagi masa depan."
Dengan semakin intensifnya pemboman di Gaza, tekanan
meningkat bagi Washington untuk menyerukan diakhirinya perang. Namun alih-alih
itu, pemerintah Presiden AS Joe Biden, malah meminta "jeda
kemanusiaan".
"Perang harus diakhiri. Bukan hanya sekedar jeda kemanusiaa,"
pungkasnya.
AS Beri Dana Rp221 T
ke Israel
DPR AS yang dipimpin Partai Republik meloloskan rancangan
undang-undang yang akan memberi Israel US$14 miliar atau sekitar Rp221 triliun.
Namun ini akan memotong anggaran badan pajak.
Amnesty International
Kecam Israel
Donatella Rovera dari Amnesty International mengatakan bahwa
penyelidikan terhadap empat insiden pada 10, 11, 16 dan 17 Oktober di Gaza dan
Lebanon menunjukkan bahwa Israel menggunakan fosfor putih. Senjata itu backan
dipxakai di wilayah sipil.
"Insiden yang terjadi menimbulkan kekhawatiran karena
fosfor putih telah digunakan oleh pasukan Israel di masa lalu dan menimbulkan
dampak buruk bagi penduduk sipil," kata Rovera.
"Ini adalah sesuatu yang tidak boleh digunakan di
wilayah yang terdapat warga sipil. Ini bukan senjata terlarang - senjata ini
dapat digunakan di medan perang dan pasukan memang menggunakannya secara sah -
tetapi senjata ini tidak boleh digunakan di tempat yang terdapat warga
sipil," katanya.
"Kami telah melihat bahwa hal ini telah digunakan di
Gaza dan Lebanon dan hal ini tidak boleh terjadi lagi."
Hamas Bombardir
Israel
Sejumlah serangan membombardir Israel, Kamis malam waktu
setempat . Beberapa rudal dilaporkan telah ditembakkan dari wilayah Lebanon ke
negeri Yahudi itu.
"Israel menderita kerusakan," tulis Al-Jazeera dalam
laporannya Jumat dini hari.
"Brigade Al-Qassam, sayap Hamas di Lebanon mengklaim
bertanggung jawab".
Penampakan video juga memperlihatkan bagaimana sejumlah
kebakaran terjadi. Roket tampaknya mengenai mobil-mobil dan bangunan di Israel.
Api juga menghentikan sejumlah kendaraan. Namun tak terlihat
petugas memadamkan api. Tertulis wilayah itu adalah Qiyat Shemona. Namun belum
ada pernyataan resmi dari Tel Aviv.
Hizbullah "Turun
Gunung"
Kelompok yang berbasis di Lebanon mengatakan mereka
menyerang posisi militer di sepanjang perbatasan secara bersamaan pada pukul
15.30 waktu setempat. Dikatakan bahwa pihaknya menargetkan posisi tersebut
dengan "peluru kendali, tembakan artileri" dan senjata lainnya.
Tembakan lintas batas telah meningkat menjelang pidato
pemimpin Hizbullah Nasrallah Jumat ini. Serangan dari Lebanon sebelumnya juga
menghantam posisi militer Israel dan sebuah kota di utara negara itu.
Israel Klaim Kepung
Gaza
Militer Israel mengatakan telah mengepung Gaza, Kamis malam
waktu setempat. Ini ditegaskan juru bicara militer Israel Daniel Hagari setelah
berhari-hari memperluas operasi darat.
"Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota
Gaza, pusat organisasi teror Hamas," kata Hagari kepada wartawan, dikutip
AFP.
"Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak
dibahas," tambahnya.
Hal sama juga dimuat laporan Al-Jazeera. Hagari mengatakan
pasukan Israel "menyerang pos-pos terdepan, markas besar Hamas,
meluncurkan posisi dan meluncurkan infrastruktur".
"Kami terlibat dalam pertempuran tatap muka,"
tegasnya dikutip media Qatar tersebut.
Dalam pantauan wartawan setempat, disebut juga bagaimana
tank-tank Israel memasuki arah kota. Salah satunya di Al-Shifa dan Jalan Eldeen.
"Baku tembak sengit terjadi antara kelompok tempur dan
tank Israel yang mencoba masuk ke dalam pusat kota," tambah laporan itu.
Dari laporan yang sama, situasi Gaza dilaporkan makin
mencekam. Jumat pagi, suara ambulans dilaporkan meraung di daerah itu.
Selain operasi darat, Israel masih terus membombardir
wilayah itu. Dengungan drone militer Israel juga terdengar di Gaza.Padahal PBB
mengatakan sekitar 300.000 pengungsi Palestina masih berada di utara Gaza.
PBB Teriak Genosida
Pakar PBB mengatakan sulit untuk "mencegah genosida dan
bencana kemanusiaan" di Gaza. Ia bahkan mengecam Israel karena menolak
"menghentikan rencana untuk memusnahkan" wilayah Palestina yang
dibombardir.
"Kami tetap yakin bahwa rakyat Palestina berada pada
risiko besar terjadinya genosida," kata para ahli, termasuk beberapa
pelapor khusus PBB mengenai hak atas pangan, air minum yang aman, dan situasi di
wilayah pendudukan Palestina.
Pernyataan mereka juga sejalan dengan Kantor Hak Asasi
Manusia PBB. Badan itu mengatakan bahwa serangan Israel baru-baru ini terhadap
kamp pengungsi Jabalia- kamp terbesar di Gaza-, merupakan "pelanggaran
terang-terangan terhadap hukum internasional dan kejahatan perang". (CNBC
Indonesia)
0 Komentar