Sekda Aceh: Dayah adalah Pionir Lahirnya Komitmen Cinta Tanah Air
Banda Aceh | Acehcorner.com – Dayah atau Pesantren adalah pionir yang telah melahirkan komitmen santri untuk mencintai tanah air dengan senantiasa berpegang teguh pada kaidah kecintaan kepada tanah air.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh
Bustami Hamzah, selaku Inspektur Upacara, dalam amanatnya pada Peringatan Hari
Santri Nasional Tahun 2023, yang dipusatkan di Dayah Terpadu Insfafuddin,
Selasa (24/10/2023) pagi.
“Di Indonesia, Dayah atau pesantren merupakan pionir yang
telah menginisiasi lahirnya kecintaan terhadap tanah air. Hal ini dikarenakan
para pimpinan dayah dan santri selalu berpegang teguh pada kaidah ‘Hubbul
Wathan Minal Iman’ atau Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman,” ujar Sekda.
Komitmen ini, sambung Sekda, masih terus berkobar hingga
kini. Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015,
telah menetapkan Hari Santri Nasional jatuh pada tanggal 22 Oktober, sebagai
bentuk penghormatan atas peran penting santri bagi Republik Indonesia.
“Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional
ini merujuk pada Resolusi Jihad 1945, yang lahir dari fatwa ulama, tentang
kewajiban berjihad demi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa heroik 10 November
1945, yang kini kita kenang sebagai Hari Pahlawan, bermula dari revolusi ini,”
ungkap Bustami.
Untuk diketahui bersama, tahun ini peringatan Hari Santri
Nasional mengangkat tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri.” Sekda menjelaskan,
Jihad yang dimaksud bukanlah pertempuran fisik mengangkat senjata, melainkan
semangat perjuangan intelektual, dalam membantu umat menyelesaikan problematika
kehidupan.
“Tema ini merupakan bentuk pengakuan terhadap santri sebagai
pahlawan pendidikan yang berjuang melawan kebodohan, di zaman yang penuh dengan
tantangan dan kompleksnya permasalahan ini,” imbuh Sekda.
Dalam amanatnya, Sekda mengajak para pimpinan Dayah dan para
santri untuk selalu bersyukur, karena hingga saat ini para santri terus menjadi
garda terdepan dalam jihad intelektual melawan ketidakpahaman, kebodohan dan
ketertinggalan, karena dalam tradisi Islam, jihad intelektual adalah cara untuk
membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan.
Selain Sekda, Upacara Peringatan Hari Santri juga dihadiri
oleh Pimpinan Dayah Inshafuddin Banda Aceh Abi Daud Hasbi, perwakilan
Forkopimda Aceh, Plt Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Musmulyadi, Kepala
Dinas Kesehatan Munawar, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Edi Yandra, Kadis
Kelautan dan Perikanan Aliman, Kepala Biro Organisasi Setda Aceh Danil Arca,
Plt Kepala Dinas Sosial Devi Riansyah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh
Ilyas, Kepala Biro Isra Yusrizal. (Ril)
|
0 Komentar