Pemerintah Aceh Siap Terima Investasi Perusahaan asal Abu Dhabi
Jakarta |Acehcorner.com – Pemerintah Aceh siap menerima investasi dari perusahaan asal Abu Dhabi. Hal itu ditegaskan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat mengikuti pertemuan dengan Group 42 (G42), Persatuan Emirat Arab (PEA), di Hotel Four Season, Jakarta, Senin (13/9/ 2021).
G42 adalah perusahaan teknologi kecerdasan buatan
(artificial intelligence) asal Abu Dhabi yang juga terlibat aktif dalam bidang
kesehatan, penelitian, pengembangan, dan distribusi aplikasi pengujian serta
perawatan Covid-19.
Nova mengatakan, untuk kesehatan, Aceh memiliki kawasan
ekosistem Leuser dengan luas sekitar 2,6 juta hektar. Selain terdapat hewan
yang dilindungi, ekosistem yang merupakan bagian dari Taman Nasional Leuser ini
juga menyimpan kekayaan sumber bahan obat-obatan.
“Setidaknya ada 158 spesies tanaman obat di Taman Nasional
Gunung Leuseur, menurut penelitian di Journal of Ehtnopharmacology,” sebut Nova
dalam keterangan yang disampaikan kembali oleh Muhammad Iswanto melalui siaran
pers biro humas dan protokol setda aceh.
Iswanto mengatakan Pemerintah Aceh menyambut baik jika ada
perusahaan dari G42 yang ingin berinvestasi di Aceh. Namun Gubernur menekankan
agar perusahaan tersebut nantinya dapat fokus terhadap kelestarian lingkungan
yang optimal, kepedulian sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.
“Diharapkan pemanfaatan Taman Nasional Leuser secara
berkelanjutan untuk memimpin penciptaan pendapatan bagi masyarakat lokal,
sekaligus melestarikan sumber bahan alami obat-obatan untuk kepentingan umat
manusia,” kata Nova.
Berikutnya kecerdasan buatan digital, sebut Gubernur,
menjadi cita-cita Pemerintah Aceh agar Provinsi tersebut menjadi salah satu
daerah pintar terkemuka di Indonesia.
Apalagi, kata Nova, saat ini Aceh memiliki Sistem Informasi
Aceh Terpadu (SIAT), yang merupakan program prioritas Pemerintah Aceh yang
unggul dalam mengadopsi teknologi digital, yang akan digunakan untuk semua
sektor pembangunan dan jasa masyarakat.
“Pemerintah Aceh saat ini bekerja sama dengan beberapa pemangku
kepentingan termasuk Universitas Syiah Kuala dan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) untuk mengembangkan rencana induk yang lebih luas integrasi dan
adopsi teknologi,” kata Nova.
Lalu, lanjut Gubernur, jasa keuangan syariah, karena Aceh
merupakan satu-satunya daerah dengan perekonomian berbasis syariah di
Indonesia.
“Semua lembaga perbankan dan kegiatannya diwajibkan untuk
mematuhi prinsip hukum syariah dan pedoman. Sistem keuangan syariah adalah
wajib (Qanun 11/2018 tentang Lembaga keuangan syariah),” katanya.
Selanjutnya, kata Nova, untuk produk konsumen halal, Aceh
memanfaatkan sistem hukum syariahnya untuk menjadi salah satu pemain regional
Pembangkit Tenaga Ekonomi Halal, khususnya di IMT-GT program unggulan yang
melibatkan Indonesia, Malaysia dan Thailand.
“Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, adalah zona khusus
untuk logistik halal dan jaringan produksi, menawarkan cara yang hemat biaya
untuk hilirisasi komoditas berharga ke produk bernilai tinggi,” sebut Nova.
Kemudian, adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun,
Lhokseumawe yang merupakan pusat energi, petrokimia, dan pengolahan
agroindustri tanaman. Kawasan ini tersebar di 2.622,48 hektar, yang terdiri
dari Zona Pemrosesan Ekspor, zona logistik, dan kawasan industri, kawasan
energi, dan kawasan pariwisata.
“KEK Arun memberikan banyak insentif, mulai dari pengurangan
untuk pembebasan berbagai pajak dan bea hingga 25 tahun. Ini juga memudahkan
bisnis untuk didirikan dengan menjamin prosedur perizinan yang sederhana,
tenaga kerja berkualitas tinggi, fasilitas imigrasi, dan akses darat yang
mudah,” kata Gubernur.
Dan terakhir sebut Nova, pengembangan pariwisata Pulau
Banyak yang memiliki 64 pulau-pulau kecil di Aceh Singkil. Sebagian besar pulau
tidak berpenghuni dan memiliki pantai berpasir putih yang indah, terumbu karang
yang bagus dan hutan mangrove.
“Murban Energi Uni Emirat Arab berencana untuk berinvestasi
dalam pengembangan fasilitas pariwisata kelas atas, dengan total modal USD 500
Juta,” sebut Nova.
Gubernur menambahkan, Murban Energy, dan Pemerintah Aceh
telah menandatangani Letter of Intent di Jakarta, pada 5 Maret 2021 untuk
investasi dalam pengembangan pariwisata mewah di sejumlah pulau di Pulau
Banyak.
Sementara itu, Bupati Aceh Singkil Dulmusrid mengharapkan
apa yang sudah disampaikan Gubernur Aceh dalam pertemuan itu supaya secepatnya
bisa ditindaklanjuti oleh investor dari Uni Emirat Arab (UEA).
“Kita sebagai pemerintah daerah sudah mempersiapkan
semuanya. Apa yang diminta pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan Murban Energy
itu sendiri, kita sudah siapkan,” kata Bupati. (Ril)
0 Komentar